MartabeSumut, Medan
Anggota Komisi C DPRDSU, Ramli, memastikan, keributan warga dan
pedagang kaki lima (PKL) dalam proses pembangunan Harapan Square di
Jalan Samanhudi/Jalan H Misbah Medan mencerminkan kepemimpinan sosok
Walikota Medan yang belum memahami perasaan rakyat sehingga suka
memaksakan kehendak. Padahal, sikap tersebut justru semakin
mempertontonkan perilaku kekeliruan atas keputusan yang telah
dikeluarkan. "Kenapa harus malu mengakui kekeliruan. Kalo salah ya
diakui dulu tapi perbaiki dong. Sebab, komentar yang saya dengar dalam
RDP menunjukkan adanya pengabaian hak-hak warga sekitar. Walikota Medan
terkesan memaksakan kehendak dan tidak memahami perasaan rakyat yang
tinggal di sana. Bangaimana kalau dia atau keluarganya sendiri yang
merasa terganggu," sindir Ramli kepada MartabeSumut di ruang kerjanya Fraksi Demokrat, usai mengikuti RDP membahas Harapan Square, Kamis siang (5/4).
Walikota Medan Lupakan Warga Sekitar
Menurut Politisi Partai Demokrat Sumut ini, kebijakan Walikota Medan
Rahudman Harahap menjalin kerjasama dengan KSU dan diikuti dengan
pembangunan 25 stan Harapan Square, terindikasi kuat melupakan semangat
berempati terhadap warga sekitar yang hidup di areal pembangunan.
Artinya, imbuh Ramli, menjadi bukti kuat kalau Walikota Medan Rahudman
Harahap dan jajaran sebenarnya belum memahami perasaan rakyat karena
mengeluarkan kebijakan tanpa mengedepankan pendekatan semenjak dini.
Pemko Medan pun dipastikan Ramli telah mengabaikan tahapan penting
sosialisasi terhadap warga sekitar/PKL sehingga akhirnya memaksakan
kehendak tatkala kebijakan yang dikeluarkan ditentang masyarakat. "Pemko
Medan belum mengerti arti kebijakan berpola transparansi dan
akuntabilitas publik. Apa memang sudah ditanya warga sekitar terkait
izin gangguan/HO? Apa ada IMB KSU Harapan Square sebelum membangun di
sana? Kalo memang warga sekitar keberatan, ya jangan ngotot dong. Saya
di DPRDSU sepakat dengan DPRD Medan untuk merekomendasikan
pembongkaran," imbaunya.
Jangan Benturkan Rakyat
Legislator asal Dapem Kepulauan Nias tersebut mengingatkan, janganlah
ada keijakan yang dipaksakan pimpinan dengan cara-cara picik hingga
tega membenturkan rakyat dengan rakyat. Kondisi rakyat yang sempat
pusing atas rencana kenaikan harga BBM serta melonjaknya kenaikan Pajak
Bumi Bangunan (PBB) di Medan, ditegaskan Ramli sebagai fakta yang harus
disikapi bijak oleh walikota Medan. Bukan malah memaksakan kebijakan
menyengsarakan rakyat berdalih penataan PKL dan kota, melainkan
memberikan peluang kepada rakyat untuk mendapat hak-hak hidup secara
normal. "Hormatilah kearifan lokal. Hargailah warga sekitar. Tak ada
gunanya PBB atau pembangunan apapun bila akhinyarakyat yang
dikorbankan. Kalau saat ini warga keberatan atas pembangunan Harapan
Square, jangan paksakan. Apalagi bangunan itu tanpa IMB," heran Ramli
dengan nada tinggi. (MS/BUD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar