Selasa, 23 November 2010

DPRD Sumut Harapkan NIP CPNS Pemkab Nias Diterbitkan, Diselesaikan Secara Bijaksana

Ketua Tim reses DPRD Sumut Ramli dari kader Partai Demokrat asal Kepulauan Nias mengharapkan permasalahan CPNS di Kepulauan Nias diselesaikan secara bijaksana dan arif jangan sampai menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah. Yang dinyatakan lulus oleh Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) sebaiknya diterima sebab mereka itu adalah warga negara Indonesia dan juga anak daerah setempat.
 
Menurut Ramli, kalau sudah dinyatakan lulus oleh PNJ dan telah diumumkan oleh Bupati Nias Barat, Walikota Gunungsitoli dan Bupati Nias Utara serta Kabupaten Nias, maka harus diperhatikan oleh pemerintah karena mereka adalah generasi yang akan meneruskan pembangunan ke depan.

Hal itu dikemukakan kepada SIB Sabtu (20/11) di Gunungsitoli ketika diminta tanggapannya seputar adanya desakan kuasa hukum pemenang CPNS formasi TA 2009 yang NIPnya belum diterbitkan.

Ramli SE didampingi Suasana Dachi SH berharap kiranya masalah CPNS di Nias Barat sebanyak 165 orang, Kota Gunungsitoli 25, dan 50 orang di Kabupaten Nias Utara serta 18 orang di Kabupaten Nias, sebelum pengumuman CPNS formasi tahun 2010 kiranya diselesaikan dulu kasus CPNS formasi tahun 2009 untuk menghindari gejolak yang tidak baik.

Bila kasus itu tidak diselesaikan dengan baik maka persoalannya dapat menimbulkan dampak negatif kepada pemerintah apalagi saat ini pemerintah sedang menghadapi persiapan pemilu kepala daerah dan sebelum itu pemerintah membuat kebijakan untuk membuka formasi baru CPNS tahun 2010 yang telah dimulai pendaftaran tgl 20 Nopember 2010 secara serentak di wilayah Sumut. Upaya yang dilakukan Marthin Simangunsong SH MHum, selaku penerima kuasa hukum pemenang CPNS Formasi Tahun 2009 yang dinyatakan lulus oleh Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) sebagaimana pengumuman Bupati Nias Barat No 810/230/BKD/2009 tgl 7 Desember 2009 menyatakan lulus seleksi, kita dukung untuk memperjuangkannya ke BKN pusat dan BKN Regional VI agar NIP dapat segera diterbitkan.

Selanjutnya mengatakan setelah membaca berita SIB tentang kedatangan kuasa hukum ke Pemkab Nias Barat yang mempertanyakan sikap pemerintah serta pengumuman Politeknik berupa hasil perangkingan dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) sesuai surat No.135/K7.D/DN/2009 Tgl 9 Desember 2009 yang menyatakan bahwa apa yang telah diumumkan Bupati Nias Barat Tgl 7 Desember 2009 telah sesuai hasil perangkingan dan melihat foto copy hasil evaluasi dari Politeknik juga tidak ada yang salah semua sudah jelas.
Untuk itu BKN harus menerbitkan NIP mengingat mereka yang telah proses mulai dari pendaftaran, mengikuti ujian serta dievaluasi oleh PNJ baru dikirim ke Kab/Kota untuk diumumkan nama sesuai hasil perangkingan oleh PNJ dan kemudian diumumkan hasil tersebut maka jelas para peserta sudah memenuhi persyaratan.

DPRDSU menghimbau seluruh Kepala Daerah di Kepulauan Nias pada penerimaan formasi tahun 2010 kiranya dilaksanakan secara jujur jangan berulang persoalan seperti yang terjadi pada tahun 2009 seperti permasalahan yang belum terbit NIP, tentu ini harus diambil sebagai pelajaran.

Hal itu dikemukakan anggota DPRD SU Ramli SE selaku ketua Tim kepada SIB. “Kita harapkan kepada Tim penyelenggara agar melaksanakan proses sesuai mekanisme, apa hasil yang dicapai kiranya itu yang diusulkan nanti dan sesuai jumlah formasi yang dialokasikan oleh Menpan RI jangan ada yang kurang dan jangan ada yang lebih,” harapnya.

Dimuat di:

Harian Sinar Indonesia Baru

23 November 2010

Sabtu, 06 November 2010

Usai Berkompetisi, Kader PD Sumut Bersatu Lagi

Mantan Bupati Labuhan Batu, HT Milwan akhirnya terpilih secara aklamasi dalam forum Musda II Partai Demokrat Sumut yang digelar di Hotel Niagara, Parapat, Rabu malam 3 November 2010. Beliau terpilih setelah menyisihkan 2 kandidat lain yaitu Amri Tambunan (Bupati Deli Serdang) dan Rahmad P. Hasibuan (Sekretaris DPD PD Sumut).

Ramli, anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Sumut, yang dikonfirmasi Kamis siang (4 November) di Gedung DPRD Sumut mengatakan, tahapan pemilihan tidak dilanjutkan lagi karena saat verifikasi, Milwan langsung memperoleh 23 suara pengusung, sehingga Milwan terpilih secara aklamasi. Menurut Ramli, dengan terpilihnya Milwan, maka secara otomatis menjadi Ketua Formatur yang akan bertugas menyusun komposisi kepengurusan DPD PD Sumut masa bakti 2010-2015.

Menanggapi aroma kompetisi yang disebut tidak sehat mengenai teknis pelaksanaan Musda ini, Ramli hanya tersenyum simpul. Bagi dia, sebagai wadah politik praktis, berbagai bentuk perbedaan adalah biasa dan sepatutnya disikapi secara proporsional. Kini semua kader PD dipastikannya sudah bersatu kembali dan mengambil pelajaran berharga untuk perbaikan serta mendukung produk yang diputuskan Musda.

"Usai berkompetisi kader PD Sumut pasti bersatu lagi. Karena Partai Demokrat sangat menjunjung etika dan memandang perbedaan apa pun sebagai hal yang wajar," terang anggota Komisi B DPRD Sumut ini. Kepada HT Milwan, Ramli mengucapkan selamat dan berkeyakinan kalau PD Sumut semakin berjaya menyukseskan pemilihan-pemilihan kepala daerah, menambah jumlah anggota legislatif hingga peningkatan perolehan suara pada Pemilu 2014.

Sebelumnya, Musda II PD Sumut telah dibuka secara resmi oleh Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum, didampingi Sekjen Eddy Baskoro, Ketua DPD PD Sumut Demisioner Palar Nainggolan, SH dan beberapa pengurus teras DPP PD Sumut pada Selasa siang (3/11) sekitar pukul 15.00 WIB di Hotel Niagara, Parapat, Simalungun.

Dimuat di:
Harian Bersama
Jumat, 5 November 2010

Rabu, 03 November 2010

CPNS Jangan Jadi Proyek Kepala Daerah

Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) jangan menjadi proyek kepala daerah. Apalagi sampai menjadi alasan klasik untuk mengganti pengeluaran saat Pilkada. Sebaiknya penerimaan formasi CPNS tidak menjadi masalah dari tahun ke tahun. Karenanya diperlukan 'good will' pemerintah menangani masalah itu. Demikian diungkapkan Komisi A DPRD Sumut dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara di Gedung DPRD Sumut.

Menurut mereka, bila musim penerimaan CPNS di Sumut selalu bermasalah. Terutama bila penyediaan soal testing dan pengawasannya dilakukan oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dari luar Sumatera Utara. Mereka menyarankan agar penyediaan soal ujian dan pengawasannya dapat dilakukan oleh PTN yang ada di Sumut. Selain bisa menekan biaya, juga memaksimalkan pengawasan hasil testing. Bahkan akan menjadikan formasi pegawai negeri yang tangguh, berwibawa dan bertanggung jawab.

Karenanya kesiapan pemerintah dalam hal ini pemerintah Kabupaten/Kota sangat diperlukan, terutama kesepakatan untuk menggunakan PTN dari Sumut atau PTN yang ada di Kabupaten/Kota. Terlebih lagi kesepakatan para kepala daerah untuk tidak menganggap penerimaan CPNS sebagai 'proyek besar'. Apalagi bila dijadikan ajang untuk mengumpulkan dana untuk pengganti dana yang habis saat maju dalam Pilkada.

Komisi A diharapkan dapat menjadwalkan untuk memanggil para kepala daerah dan dapat menghasilkan kesepakatan untuk tidak menjadikan penerimaan formasi CPNS sebagai ajang proyek.

Dimuat di:
Harian Medan Pos
Selasa, 2 November 2010